expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

LETNAN BLACK


LETNAN BLACK  中尉ブラック


Cerita pelampiasan sang penulis yang lagi stress dibuat dalam waktu 30menit-an, just 4 fun, enjoy …. Thx ^_^                              -Hadi-




Hari ini seperti biasa gua nongkrong di kantor pusat, sambil main game plant versus zombie, kadang-kadang fesbukan dan ngaskus. Tingkat kriminalitas di kota gw enggak terlalu tinggi, bisa dibilang paling rendah diantara kota-kota besar lainnya. “Ya disini cukup aman” Itulah yang selalu berada di dalam pikiran gua. Hari yang tenang, cukup membosankan. Gua hendak ke dapur kantor untuk membuat kopi susu hangat untuk menyegarkan suasana lesu di pagi hari ini, tiba-tiba telpon di meja gua berdering kencang.

----------------------------------------------------------------------------------------------------

Cairan merah kehitaman kental membanjiri lantai kamar tidur Freddo, seorang bos besar perusahaan komputer yang reputasinya sedang melambung tinggi. Baru saja ia meninggalkan dunia ini karena sebuah lubang kecil di dahinya akibat dimasuki peluru berukuran 9 milimeter. Pelayan rumahnya berhamburan memasuki kamar setelah mendengar suara tembakan beberapa saat yang lalu. Mereka semua terpana sejenak setelah melihat keadaan sang tuan rumah telah tewas dalam kondisi tragis, kemudian salah seorang dari mereka memutuskan untuk menghubungi 911.

“Tidak usah repot-repot menelpon polisi!!! Gua udah telpon mereka!” kata seorang pria tinggi berambut pirang panjang tersisir rapi yang tiba-tiba keluar dari dalam lemari. “Kyaaaaaaaaa!!!” beberapa pelayan wanita menjerit karena kaget. “Si,,,siapa kau?” Tanya seorang kepala pelayan rumah itu dengan nada menantang walau ada rasa takut didalamnya.
“Cuma seorang yang diutus untuk membersihkan rumah ini, menjeritlah sekeras yang kalian mampu!” Ia menarik kunci pengaman pistol berretta 9m miliknya yang kini siap untuk menembak.

“DHUARRR!!” “DHUARRR” “DHUARRRR!!!” “DHUARRR!!”
Tidak terdengar jeritan sama sekali, suasana menjadi hening…


“Halo, letnan Black disini”
“Halo letnan Black!”
“Ini siapa?” Gua bertanya dengan nada lemas, lalu dengan santai meneguk sedikit kopi hangat.
“Ini letnan White!”
“Spruuut, Uhuk ….uhuk … uhuk..” Gua tersendak mendengar ucapan orang itu, kopi yang ada di mulut gua tersembur dengan kecepatan tinggi, mengenai meja rekan kerja disamping gua yang lagi cuti. Untung dia lagi cuti, heheh.
“Woi! Yang bener, jangan iseng! Enggak ada yang namanya letnan White!”
“Abis namalu lucu sih”
“Lu mau apa? Kerjaan gua banyak”
“Oh kerjaan banyak ya? Bukannya polisi kerjanya cuma makan donat doang?”
Gua marah banget, dia ngerendahin martabat polisi, gua coba nenangin diri, narik nafas panjang. Dia mulai bicara lagi.

“Gini, letnan.. gua ini orang yang bakal lu tangkep nanti”
“Saya mohon, bicara yang benar, jangan main-main.”
“Tau Freddo Merkurini? Bos perusahaan besar komputer itu loh. Coba cek rumahnya, sudaaaaah bersih deh!”
“Apa maksudmu?”
“Mereka semua sudah kubersihkan, GUA BEBASIN DARI DUNIA YANG HINA INI !!! AHAHAHAHAHAHA!”
“Gakjelas lu!”
“GUA BUNUH MEREKA SEMUA, DONGO!!! GUA HS SEMUA ORANG DIRUMAH ITU!”
“Oke-oke, tenang dulu.. jadi lu bunuh mereka semua? HS itu apa?”
“HEADSHOT BEGOO !!! F@K YOU polisi cacad!! Beban!!!! Masa enggak tau Headshot disingkat HS ??? wakakakakakak!!”
“Kau siapa?”
“Mau kenalan? Sini dong dateng aja ke TKP!!!”
“………… …………”
"Woi awas loe ya kalo becanda, siap2 loe!"

"Iye gw tungguin"

"Noh kan loe boong!"

"Boong apaan TOD ?”

"Mana ada orang yg bunuh polisi nungguin letnan polisinya dateng, gua kan bakal nangkep lu"

"Beneran gua bunuh mereka WOII!! Disini banyak fanpho rumahnya mampus juga gw headshot kan gua bilang! Cek aja di lantai otaknya nyecer semua!!Gw pengen nantangin lu aja"

"JANGAN BERCANDA!"

"Gw gak bercanda begooo!"

"Lu Bergurau?"

"Asuuu, lo polisi ato bukan sih, males gw ngomong sama loe!"

"Yaudah siapa juga yg mau ngomong sama lu, gw mau nangkeplu kan?"

"Yauda sini tangkep gua JING"

"Oke deh, jangan lari.. gua OTW kesana!!! "

"Bah bahasalu….. EH ! Lo polisi apa kaskuser?"

"22nya gan , TAPI ITU GAK PENTING, sekarang GUA BAKALAN ABISIN LU!" Gua emosi, gw banting tuh telpon dan segera beraksi.

Sepuluh menit kemudian di sebuah rumah mewah kawasan pegunungan Polliwood, suara melengking puluhan sirine mobil polisi terdengar memecahkan suasana yang tenang.

"Kepung rumah itu!"

"Roy, kau dari kiri, aku dari kanan! Kita masuk bersamaan"

"Kami darimana pak?"

"Kalian daribelakang aja!!"
"Tapi pak...."

"Jangan banyak omong!!! Turuti saja perintahku!!!"

"Tapiii paaaak!!!!"

"Kalian berani menentangku? Aku punya kuasa untuk memecat kalian"

"Taaaaaapi paaaaaaaaaaaaaaaaaaaak....belakang rumahnya.... itu jurang.......”

"Oh, masa sih? saya belum cek, maklum baru dateng ke TKP!"

"Iyaaa pak ... tidak mungkin kami mengrebek rumah dari arah jurang pak!"

"Oke deh kalian dari depan!"

"Dari depan sudah ada si Jendral Muda pak!"

"benar juga.."

"Yaudah ya pak, kami nonton aja ya pak darisini, kalo ada apa2 kami kabur aja.."

"Bego loe semua!! kalo ada apa-apa ya bantu!!!!"

"Oh iya pak, temen bapak yang tadi udah masuk dari arah kiri bapak blom masuk dari arah kanan? Katanya mau barengan masuknya!

  “GARA-GARA LOE AJAK NGOBROL GUA JADI LUPA!!!!
Sang letnan berlari secepat mungkin, berniat masuk dari jendela besar yang terbuka lebar di bagian kanan rumah. Seperti di film-film, dengan gesit ia melompati pagar tanaman. Saat mendarat di atas rerumputan hijau, perutnya yang buncit bergoyang naik turun dibalik seragam polisi berwarna biru tuanya yang ketat.

Mereka sudah berusaha sepenuh hati, mencari kesana kemari, hingga harus berlari, jongkok dan berdiri, sampai akhirnya sore hari, mereka terbengong sendiri karena sang pembunuh telah lari.




------------------